PKK Pulau Pramuka ya Di tengah kehidupan yang semakin sibuk dan urban, keberlanjutan pangan menjadi isu yang tidak bisa diabaikan. Apalagi di Pulau Pramuka, salah satu pulau terpadat di Kepulauan Seribu, yang memiliki tantangan tersendiri dalam memenuhi kebutuhan pangan bagi penduduknya. Namun, semangat untuk mengembangkan ketahanan pangan lokal kini semakin membara, berkat kerja keras kelompok-kelompok kecil seperti Kelompok Wanita Tani (KWT) Hijau Lestari Pulau Pramuka yang didukung oleh Tim Penggerak PKK.
Pada tanggal 16 Februari 2025, KWT Hijau Lestari Pulau Pramuka bersama dengan anggota PKK berhasil memanen 25 kilogram pakcoy yang mereka tanam sendiri. Ini bukan hanya sekadar panen biasa, tetapi sebuah bukti nyata dari upaya kolektif yang luar biasa untuk menciptakan ketahanan pangan yang mandiri dan berkelanjutan. Panen ini tentu tidak terjadi begitu saja; ada banyak cerita dan pengalaman yang terlibat di balik keberhasilan ini, serta banyak pelajaran yang dapat diambil, baik oleh anggota KWT maupun masyarakat di Pulau Pramuka secara keseluruhan.
Keberhasilan Panen Pakcoy: Dari Tangan ke Tangan
Bagi saya, yang telah mengikuti beberapa kegiatan serupa di beberapa daerah, rasanya sangat menyentuh melihat bagaimana sebuah kelompok masyarakat, yang awalnya mungkin merasa terhalang oleh keterbatasan lahan dan sumber daya, akhirnya bisa menghasilkan pangan yang berguna tidak hanya untuk konsumsi pribadi, tetapi juga untuk menciptakan siklus keberlanjutan yang sehat. Pakcoy, meskipun tergolong sayuran yang mudah ditanam, namun keberhasilannya di Pulau Pramuka adalah hasil dari komitmen yang luar biasa dari setiap anggotanya.
Sebagian hasil panen pakcoy ini dijual untuk membeli benih baru dan nutrisi tanaman, sehingga keberlanjutan pertanian urban ini bisa terus terjaga. Tidak hanya itu, sisa hasil panen juga dibagikan kepada anggota KWT sebagai bentuk kebersamaan. Keputusan untuk membagikan hasil panen ini tentunya bukan hanya soal berbagi hasil, tetapi juga tentang membangun solidaritas dalam masyarakat. Ada kebahagiaan tersendiri saat melihat hasil jerih payah kita bisa bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain.
Saya teringat saat pertama kali mencoba berkebun di halaman rumah yang kecil. Berpikir bahwa hasilnya pasti akan sedikit, namun justru semakin berproses saya belajar bahwa kebun kecil pun bisa memberi manfaat besar, terutama dalam membangun ketahanan pangan pribadi. Memang tidak mudah, tapi ketika akhirnya berhasil panen sayuran segar, rasa bangga dan puas itu tak tergantikan.
baca : Destinasi Wisata Pulau Pramuka Masuk 50 Besar ADWI
Dukungan dari Sudin KPKP: Peran Pemerintah dalam Mendorong Pertanian Urban
Menurut Kepala Sudin Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Kepulauan Seribu, Nurliati, panen kali ini adalah bagian dari program jangka panjang yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan lokal dan mendorong masyarakat untuk bercocok tanam secara mandiri. Salah satu alasan mengapa program ini begitu penting adalah karena Pulau Pramuka, seperti banyak pulau lainnya di Kepulauan Seribu, sangat bergantung pada pasokan pangan dari luar. Program pertanian urban yang didorong oleh Sudin KPKP ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada pangan impor dan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi warga setempat.
Dalam wawancara dengan Nurliati, ia menyatakan, “Kami merasa sangat bersyukur dengan hasil panen kali ini, sebagian hasil penjualannya juga dialokasikan untuk pembelian benih, selain untuk konsumsi anggota dan pupuk, guna menjaga kelangsungan pertanian.” Ini menunjukkan betapa pentingnya alokasi dana yang bijak, sehingga hasil panen tidak hanya dinikmati pada saat itu, tetapi bisa terus memberikan manfaat di masa depan.
Saya pribadi sangat mengapresiasi usaha pemerintah dalam mendukung gerakan pertanian urban semacam ini. Sebagai seorang yang pernah terlibat dalam beberapa proyek serupa, saya tahu bahwa dukungan semacam ini sangat berarti untuk mendorong warga agar lebih serius dalam mengelola kebun mereka. Tanpa bantuan dari pemerintah, seperti pelatihan dan penyediaan benih berkualitas, banyak kelompok masyarakat tidak akan dapat melanjutkan usahanya.
Pengaruh PKK dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat
Tak hanya KWT Hijau Lestari yang berperan penting dalam kegiatan ini, Tim Penggerak PKK juga memiliki kontribusi besar. Fauziah (49), seorang anggota PKK Kepulauan Seribu, mengungkapkan rasa apresiasinya terhadap semangat para anggota KWT. Ia mengatakan, “Kami berharap kegiatan seperti ini bisa terus berjalan dan semakin banyak warga yang tertarik untuk bercocok tanam demi ketahanan pangan dan kesejahteraan bersama.”
Salah satu hal yang saya temui di setiap kegiatan serupa adalah betapa pentingnya peran PKK dalam membangkitkan semangat masyarakat, khususnya kaum perempuan, untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan pemberdayaan seperti ini. PKK tidak hanya terlibat dalam kegiatan sosial, tetapi juga aktif mendorong masyarakat untuk lebih peduli dengan keberlanjutan lingkungan dan ketahanan pangan. Melalui kegiatan ini, banyak warga yang kemudian tergerak untuk mulai bercocok tanam di rumah mereka sendiri.
Jika ada yang bertanya tentang bagaimana cara memulai sebuah program pertanian seperti ini, saya selalu menyarankan untuk melibatkan PKK dan kelompok perempuan lainnya. Karena di banyak tempat, peran perempuan dalam hal ini sangat besar, mulai dari pengelolaan kebun hingga proses pengolahan hasil panen.
Baca : TPU Kelurahan Pulau Kelapa Bersih Sambut Ramadan
Pelajaran yang Dapat Diambil dari Kegiatan Pertanian Urban
Melihat bagaimana KWT Hijau Lestari dan Tim Penggerak PKK mengelola pertanian urban ini, ada beberapa pelajaran berharga yang dapat kita ambil:
-
Komitmen Itu Kunci – Tanpa komitmen dari setiap anggota, hasil seperti ini tidak akan tercapai. Keberhasilan panen ini adalah buah dari usaha yang tak kenal lelah dan konsistensi dalam merawat tanaman.
-
Kerja Sama Masyarakat – Keberhasilan bukan hanya karena individu, tetapi juga karena solidaritas yang terbangun dalam komunitas. Membangun kebersamaan dalam kelompok bisa memperkuat semangat untuk terus berjuang.
-
Pemanfaatan Lahan Terbatas – Pertanian urban mengajarkan kita bagaimana memanfaatkan ruang yang terbatas di rumah atau halaman menjadi kebun produktif. Bahkan di Pulau Pramuka yang lahan terbatas, mereka bisa memanfaatkan ruang semaksimal mungkin.
-
Peran Pemerintah yang Krusial – Tanpa dukungan dari pemerintah, baik itu dalam bentuk pelatihan atau penyediaan sumber daya, mungkin banyak kelompok yang tidak bisa berkembang dengan baik. Dukungan ini sangat penting untuk keberlanjutan program.
-
Meningkatkan Kesadaran akan Ketahanan Pangan – Terakhir, kegiatan ini juga meningkatkan kesadaran tentang pentingnya ketahanan pangan lokal. Tidak hanya untuk mengurangi ketergantungan pada pangan luar, tetapi juga untuk menjaga keberlanjutan ekosistem lokal.
baca : HUT Pulau Untung Jawa ke-71: Perayaan Budaya dan Sejarah
Harapan untuk Masa Depan
Saya sangat berharap, kegiatan semacam ini bisa terus berkembang dan menginspirasi lebih banyak orang untuk ikut serta dalam gerakan pertanian urban. Tidak hanya di Pulau Pramuka, tetapi juga di berbagai wilayah lainnya di Indonesia. Karena seperti yang kita tahu, keberlanjutan pertanian lokal adalah salah satu kunci untuk mewujudkan masyarakat yang lebih mandiri, sehat, dan sejahtera.
Dengan adanya program seperti KWT Hijau Lestari dan dukungan dari PKK, saya yakin bahwa masyarakat Pulau Pramuka bisa menjadi contoh bagaimana sebuah komunitas kecil bisa memberikan dampak besar, tidak hanya bagi diri mereka sendiri, tetapi juga bagi lingkungan dan negara secara keseluruhan. Mari kita dukung gerakan ini, karena ketahanan pangan adalah tanggung jawab kita semua.